Kamis, 22 Mei 2008

BUPATI GAGAS BERDIRI UNIVERSITAS BENGKALIS

Keterangan foto:
Bupati H Syamsurizal didampingi Ketua STIE Syari’ah Bengkalis H Kasmuri Selamat mewisuda lulusan perdana dalam sidang senat terbuka yang dilaksanakan di Gedung Kesenian Cikpuan, Kamis (22/5/2008).


BENGKALIS – Meskipun hingga saat ini sejumlah kebijakan telah dilakukan, berbagai bantuan dan kemudahan telah diberikan, namun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis tidak pernah berhenti dan merasa puas. Sebaliknya, berbagai upaya terus dilakukan agar para lulusan SLTA di daerah ini dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
”Khususnya bagi para lulusan SLTA yang disebabkan berbagai faktor, seperti faktor ekonomi, tidak memungkinkan melanjutkan pendidikan tinggi ke tempat lain di luar Kabupaten Bengkalis,” kata Bupati Bengkalis, H Syamsurizal.
Untuk itu, Syamsurizal mengatakan, salah satu upaya yang saat ini digagas Pemkab Bengkalis, adalah bagaimana agar di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini, dalam waktu dekat, dapat berdiri Universitas Bengkalis.
Hal itu dikatakannya, ketika menghadiri dan memberikan sambutan pada wisuda perdana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Syari’ah Bengkalis di Gedung Kesenian Cikpuan Bengkalis, Kamis (22/5/2008).
”Dengan berdirinya Universitas Bengkalis itu nantinya, para lulusan SLTA yang karena berbagai faktor tersebut tidak dapat melanjutkan pendidikan ke luar daerah, serta belum dapat tertampung di sejumlah perguruan tinggi yang saat ini telah ada di Kabupaten Bengkalis, dapat ditampung Universitas Bengkalis,” kata Syamsurizal.
Dikatakan Syamsurizal, untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para lulusan SLTA untuk melanjutkan dan memilih perguruan tinggi yang dikehendaki. Kemudian, pendirian Universitas Bengkalis itu juga merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya Pemkab Bengkalis dalam mempercepat keberhasilan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang telah dilakukan selama ini.
”Khususnya kebijakan peningkatan kualitas SDM dan pembangunan bidang pendidikan yang telah diberlakukan Pemkab Bengkalis sejak diberlakukannya era otonomi daerah,” kata kandidat doktor di salah satu universitas di Malaysia ini.
Sementara itu, Ketua STIE Syari’ah, H Kasmuri Selamat, dengan jujur mengatakan, bahwa peran Bupati Bengkalis dalam memberikan bantuan kepada lembaga pendidikan yang bernaung di bawah Yayasan Bangun Insani (YBI) itu, sangat besar. Kata Kasmuri, bantuan yang diberikan Bupati Bengkalis untuk kelangsungan lembaga pendidikan yang dipimpinnya, baik moril maupun materil, hampir mendekati 100 persen.
Melalui sebuah tamsil, Kasmuri mengatakan, antara Bupati Bengkalis dan STIE Syari’ah, seperti buah mangga yang ranum di kebun seorang petani. Ketika kita menginginkannya, buah mangga itu dilempar dengan kayu dan batu. Kendatipun pohon mangga itu merasa sakit, namun yang dipersembahkannya kepada kita buah yang harum dan manis.
”Itulah perumpamaan yang sesuai untuk seorang Syamsurizal. Karena, dalam perjalanan perguruan tinggi ini, beliau kadang kala tidak henti-hentinya didemo dan dihujat mahasiswa STEI Syari’ah. Kendati demikian, sedikitpun tidak ada perasaan dendam di hatinya. Terbukti sampai saat ini, beliau tetap punya komitmen yang tinggi untuk membangun dan memajukan STIE Syariah Bengkalis ini,” kata Kasmuri.
Dikatakan Kasmuri, jumlah lulusan perdana ini 42 orang. 21 dari program studi Keuangan dan Perbankan Syari’ah serta 21 orang dari Akutansi Syari’ah. Melalui STIE Syari’ah Bengkalis ini, Kasmuri berharap, kebutuhan tenaga ekonomi syariah yang dibutuhkan di Indonesia, juga dapat dipenuhi putra-putri Kabupaten Bengkalis.
”Kedua program studi ini mempunyai tingkat relevansi yang sangat tinggi dalam kebutuhan masyarakat. Sesuai terbitan salah satu media nasional pada 1 Mei 2006 lalu, lembaga-lembaga keuangan Syari’ah di Indonesia membtuhkan tenaga ekonomi Syari’ah profesional sebanyak 40.000 orang,” kata Kasmuri.
Dari 42 lulusan perdana itu, kata Kasmuri, 6 orang diantaranya lulus dengan predikat cum laude. Lima dari program studi Akutansi Syari’ah, yaitu Rahman Hasyim (IPK terkahir 3,84), Herlinawati (3,77), Abdul Syakur (3,74), Gustino (3,57) dan Husni Mubarak (3,52).
Sedangkan satunya lagi dari program studi Akutansi dan Perbankan Syari’ah, atas nama Siti Nurindah (3,61). Rahman Hasyim dan Nurindah juga ditetapkan sebagai lulusan terbaik di masing-masing program studi.. Sedangkan lulusan aktif berprestasi untuk wisuda perdana ini, diraih Husni Mubarak.
Sebagai bentuk pernghargaan atas prestasi yang diraih, kepada lulusan perdana STIE Syari’ah Bengkalis yang berhasil cum laude itu, Syamsurizal mengatakan, Pemkab Bengkalis akan memberikan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
”Kebijakan ini bukan untuk lulusan STIE Syari’ah ini saja. Tetapi juga untuk perguruan tinggi lainnya yang ada di Kabupaten Bengkalis. Kebijakan ini sudah kita implementasikan sejak lama,” kata Syamsurizal yang juga tercatat sebagai dosen di STIE Syari’ah tersebut.
Selain Sekretaris Daerah yang juga Ketua YBI H Sulaiman Zakaria, hadir dalam wisuda perdana itu diantaranya Wakil Ketua DPRD Bagus Santoso dan ketua Kopertais wilayah XII Riau-Kepulauan Riau M Hatta. Serta sejumlah guru besar dari berbagai universitas terkemuka dari Negeri Jiran Malaysia.
Salah seorang guru besar yang hadir dan tercatat sebagai tenaga pengajar di STIE Syari’ah Bengkalis itu adalah Prof Sidik Baba. Sidik adalah guru besar Universitas Islam Antarabangsa (UIA) Kuala Lumpur Malaysia. *****

Rabu, 21 Mei 2008

BUDAYAKAN GEMAR MEMBACA DALAM KELUARGA

Keterangan Foto:
Bupati H Syamsurizal bersama Prof Dr Subur Budhi Santoso dan Wakil Ketua DPRD Bagus Santoso menggunting pita ketika membuka pameran buku yang diselenggarakan Persatuan Alumni Yokyakarta, Senin (19/5/2008).


BENGKALIS – Bupati Bengkalis H Syamsurizal mengajak para orang tua di daerah ini untuk menjadikan gemar membaca sebagai budaya di dalam keluarga. Menjadikan buku sebagai sahabat utama dan pertama anak-anak di rumah. Sejak dini anak-anak diperkenalkan dengan berbagai jenis bahan bacaan.
Ajakan itu disampaikan bupati bergelar Sri Mahkota Sempurna Negeri ini ketika temui saat meninjau pameran buku, Senin (19/5/2008). Pameran yang digelar Persatuan Alumni Yokyakarta (PAY) itu, dilaksanakan di halaman parkir kompleks pasar buah dekat Sungai Bengkel Bengkalis.
Turut mendampingi bupati meninjau pameran yang dibuka secara resmi oleh anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI Prof Dr Subur Budi Santoso itu, diantaranya Wakil Ketua DPRD Bengkalis Bagus Santoso dan Kabag Humas Johansyah Syafri.
Dikatakan Syamsurizal, buku merupakan salah satu gudang ilmu dan membaca adalah kunci untuk dapat memanfaatkan isi yang ada di dalammnya. ”Seseorang tidak akan serta merta menjadi gemar membaca bila sejak kecil kebiasaan untuk itu tidak dibudayakan,” katanya, memberikan perumpamaan.
Kata Syamsurizal lagi, buku adalah sebaik-baik teman dalam kesendirian. Buku merupakan bejana yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Tidak ada pohon yang umurnya lebih panjang dan buahnya lebih baik serta gampang dipetik dibandingkan buku. ”Buku adalah pengasah otak” katanya
Dikatakan Syamsurizal, di tengah kemajuan ilmu pengetahuan yang kian kompetitif dan berkemban sangat cepat dewasa ini d, persaingan semakin ketat. Hanya orang-orang yang memiliki pengetahuan dan menguasai teknologi serta dapat mengikuti perkembangan tersebut dengan baik yang dapat memang kompetisi itu.
”Salah satu upaya agar dapat menguasainya serta bisa mengikuti perkembangan dimaksud, dengan banyak membaca. Entah itu buku, koran, majalah atau bahan bacaan lainnya yang bermanfaat. Termasuk juga melalui internet,” katanya.
Dikatakan Syamsurizal, gemar membaca itu mempunyai kenikmatan tersendiri dalam jiwa. Mermbaca merupakan hidangan bagi akal, ilmu dan ruh. Dengan membaca seseorang dapat merasa bersatu dengan berbagai zaman dan tempat.
”Membaca merupakan mata air yang jernih, karena merupakan pengalaman yang teruji coba, yang mengguyurkan petunjuk dan penjelasan, nasihat, bimbingan dan pengetahuan,” kata Syamsurizal, berpetuah.
Selain meninjau sejumlah stan pameran, bersama Subur dan Bagus, Syamsurizal juga menyerahkan sejumlah buku untuk menyukseskan gerakan hibah sejuta buku yang dilaksanakan PAY selama pameran berlangsung. ***

ALOKASIKAN DANA PENDIDIKAN DI BENGKALIS DIPUJI DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN

Keterangan Foto:
Bupati H Syamsurizal menyerahkan cendramata kepada Prof Dr Subur Budhi Santoso pada acara penyambutan di Gedung Lembaga Adat Melayu Riau Kabupaten Bengkalis, Ahad (18/5/2008).



BENGKALIS - Prof Dr Subur Budhi Santoso, memuji kebijakan Kabupaten Bengkalis dalam mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 30 persen. Jumlah sebesar itu, kata anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI, hendaknya benar-benar bisa meningkatkan kualitas pembangunan dunia pendidikan di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini.
“Disamping jumlahnya yang besar, yang paling penting agar dana tersebut penggunaannya benar-benar tepat sasaran. Sehingga kualitas pendidikan di daerah ini semakin meningkat dan lebik baik," kata Subur.
Hal itu disampaikan Subur ketika membuka pameran buku dalam rangka memperingati 100 Tahun Kebangkitan Nasional, Senin (19/5/2008). Pameran yang digelar Persatuan Alumni Yokyakarta (PAY) itu, dilaksanakan di halaman parkir kompleks pasar buah dekat Sungai Bengkel Bengkalis.
Selain Bupati Bengkalis, ikut mendampingi Subur membuka pameran yang diikuti sejumlah penerbit terkenal itu, diantaranya Bupati Bengkalis H Syamsurizal dan Wakil Ketua DPRD Bengkalis Bagus Santoso.
Dikatakan Subur, yang kedatangannya juga dalam rangka menghadiri undangan pelantikan pengurus Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Bengkalis itu, Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten dengan APBD tergolong besar.
”Dana tersebut akan bermanfaat secara optimal dalam pembangunan dan proses pembangunan itu dapat berjalan dengan baik, bila Pemkab Bengkalis melibatkan partisipasi masyarakat secara nyata,” katanya.
Selain harus melibatkan peran serta masyarakat, katanya, dalam pembangunan itu juga harus dilaksanakan dengan mengutamakan prinsip social justice (keadilan sosial). ”Social justice merupakan sebuah persyaratan yang sangat utama atau pokok, termasuk juga berasaskan sosial demokratis,” katanya.
Ditegaskannya, meskipun berhasil menaikkan taraf pekonomian masyarakat, tapi jika pertumbuhan pembangunan tidak dilakukan dengan baik, maka tentu akan mengalami ketimpangan dan tidak akan berjalan dengan baik.
Ketika berbicara mengenai budaya, Subur yang memang memiliki prihatin terhadap nasib bangsa ini, turut menyayangkan mengenai adanya semacam trend di masyarakat menyalahartikan kebebasan budaya. Bahkan lebih parah lagi, kayanya, ada yang dengan sengaja memanfaatkan kebebasan budaya untuk melakukan hal yang justru menjurus kepada tindakan negatif.
"Trend itu sangat keliru. Kebebasan budaya yang kita kehendaki adalah kebebasan yang dapat memberikan makna positif dalam mengembangkan kreativitas dalam menghadapi tantangan. Bukan sebaliknya," katanya.
Subur juga mengatakan, kemerdekaan yang saat ini dinikmati bangsa Indonesia, harus selalu diisi dengan pembangunan. Dan, pembangunan itu harus dilakukan dengan cara-cara yang tepat dan memerlukan referensi. ”Hanya dengan cara demikian, stabilitas nasional dan pembangunan dapat dijaga,” katanya. ****

Selasa, 20 Mei 2008

MASYARAKAT HARUS IKUT BERJUANG SELESAIKAN MASALAH BANGSA

Keterangan Foto:
Bupati Bengkalis H Syamsurizal

BENGKALIS – Sebagai bagian anak bangsa, seluruh masyarakat Kabupaten Bengkalis harus ambil bagian dan ikut berjuang bersama-sama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
Bupati Bengkalis H Syamsurial, mengajak masyarakatnya supaya menggunakan sekecil apapun energi yang dimiliki dan memberikannya secara tulus untuk kemajuan bangsa. Turut mencari dan mengaplikasikan solusi-solusi terbaik itu supaya bangsa ini dapat bangkit dari keterpurukan.
Dikatakannya, keterpurukan bangsa ini disebabkan energi yang dimiliki anak bangsa lebih banyak terbuang percuma. Digunakan hanya untuk menyalahkan dan mencari kesalahan orang lain. Bukan dijadikan daya untuk memajukan dan menjayakan bangsa ini. Selalu mencari kambing hitam, tanpa pernah mau berpikir dan berbuat bagaimana memperbaikinya.
"Seseorang tidak akan pernah sempat berpikir membuat atau menjadikan sesuatu lebih baik, kalau dalam pikirannya yang tertanam keinginan untuk mencari-cari kesalahan saja. Bila perhatian seseorang terfokus dan dan setiap detik waktu yang dimilikinya digunakan untuk menyalahkan orang lain, maka ianya akan kehilangan energi positif, kekuatan dan waktu untuk maju," kata bupati bergelar Sri Mahkota Sempurna Negeri ini.
Syamsurial berkeyakinan, bila seluruh anak bangsa mengarahkan seluruh energi yang dimiliki untuk mewujudkan cita-cita banga yang sudah menjadi konsensus bersama, bangsa ini segera bangkit.
"Kuncinya, kita mesti saling asah, saling asih dan saling asuh. Kekurangan orang lain, harus ditutupi dengan kelebihan yang kita miliki. Bukan menjadikan kekurangan orang lain itu sebaga media promosi guna memproklamirkan keunggulan yang kita miliki," katanya, ketika ditemui di kediaman resmi bupati, Wisma Sri Mahkota Bengkalis, Selasa (20/5).
Kepada masyarakatnya, Syamsurizal mengatakan peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional harus benar-benar dijadikan momentum untuk bangkit. Tumbuh bagaikan kuncup dan tunas pohon yang terus menggapai angkasa, rindang dan berbuah bagi kebangkitan dan kejayaan bangsa.
"Mari kita jadikan seabad Kebangkitan Nasional untuk membangkitkan kembali semangat kebersamaan, menumbuhkembangkan rasa kebangsaan. Mempererat persaudaraan agar tetap kokoh utuh tak tergoyahkan. Jadikan keterpurukan bangsa ini sebagai musuh bersama untuk bangkit," ajak Syamsrizal.
Melalui momentum seabad Kebangkitan Nasional ini, Syamsurizal juga mengajak masyarakatnya untuk menjadikan setiap perbedaan yang ada sebagai pondasi dalam membangun kekuatan untuk bersatu padu dalam mempercepat proses kebangkitan bangsa ini.
“Bukan dijadikan penyulut munculnya benih-benih perpecahan. Pelangi itu indah karena perpaduan berbagai warna yang terbingkai dalm satu kesatuan. Kalau 100 tahun lalu, dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki, anak bangsa bisa bersatu menjadi pelangi. Melahirkan emberio perstuan dan kesatuan bangsa, hari ini dan seterus, kita tentu harus lebih bisa,” Syamsurizal, bertamsil.

PERSIKALIS RESMI TERBENTUK

Keterangan:
Bupati H Syamsurizal memberikan ucapan selamat kepada para pengurus Persikalis, saat acara launching di lapangan Tugu Bengkalis, Senin (19/5/2008).

BENGKALIS – Dunia persepakbolaan di Kabupaten Bengkalis memasuki babak baru. Peringatan 100 tahun Kebangkitan Nasional benar-benar dijadikan Pengurus Kabupaten (Pengkab) PSSI Bengkalis ini sebagai momentum untuk membangkitan prestasi persepakbolaan di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan.
Untuk itu, Senin (19/5/’08) sore, bupati yang juga Ketua Umum Pengkab PSSI Bengkalis, H Syamsurizal melakukan launching (peresmian) berdirinya Persatuan Sepakbola Kabupaten Bengkalis (Persikalis). Launching tim berjuluk Laskar Negeri Junjungan ini dilakukan dalam sebuah acara khusus yang dilaksanakan di lapangan Tugu Bengkalis.
Turut hadir dalam peresmian Persikalis itu para camat se-Bengkalis, diantaranya, Masrul Kasmy (Tebing Tinggi), M Fadly (Bengkalis), Basuki Rahmad (Bukit Batu), Asnurial (Tebing Tinggi Barat), Fadhlan Fuad Daulay (Rupat), Radius Akima (Rupat Utara) dan Djoko Edi Imhar (Mandau).
Kemudian Kabag TU Dispenda Hermizan, Kabag Umum H Kamaruddin Kabag Humas Johansyah Syafri dan Kabag perlengkapan Fakhrudin. Acara itu juga dihadiri tim piala Suratin PSPS Pekanbaru, PS Pelalawan dan PSBC Bagan Siapi-api (Rokan Hilir). Selain itu, dikesempatan itu juga, Syamsurizal juga melepas secara resmi tim Persikalis yang akan mengikuti Kompetisi Sepakbola Piala Suratin Usia 18 tahun zona Riau dan Kompetisi Divisi III PSSI.
Dikatakan Symasurizal, pembentuk Persikalis ini, selain merupakan upaya Pengkab PSSI Bengkalis untuk meningkatkan prestasi perspakbolaan di daerah ini, juga dimaksudkan untuk menjadi sepakbola sebagai cabang olahraga yang dapat mempersatukan seluruh lapisan masyarakat.
“Selama ini belum ada kesebelasan yang benar-benar membawa nama Kabupaten Bengkalis. Persikalis merupakan tim sepakbola yang menaungi seluruh kecamatan di daerah ini’, katanya.
Dengan telah dibentuknya Persikalis ini, katanya, seluruh pemain terbaik yang ada di seluruh klub di Kabupaten Bengkalis, mempunyai kesempatan yang sama untuk membela nama daerah ke tingkat yang lebih tinggi. Diteaskannya, dalam rekrutmen pemain Persikalis, Pengkab PSSI Bengkalis lebih mengutamakan pemain local hasil pembinaan yang dilakukan.
“Harapan kita, melalui Persikalis ini, para pemain menjadi lebih termotivasi. Karena hanya pemain terbaiklah di masing-masing kecamatan yang dapat menggunakan kostum Laskar Negeri Junjungan,” kata Syamsurizal didampingi Sekretaris Pengkab PSSI, Syahril.
Pembentukan Persikalis ini juga, kata Syamsurizal, merupakan salah satu upaya Pengkab PSSI Bengkalis untuk melakukan pembinaan persepakbolaan di daerah ini secara berkesinambungan. Sesuai pola managemen pembinaan persepakbolaan yang profesional.
Untuk itu, kepada seluruh camat, Syamsurizal menginstruksikan agar benar-benar melakukan pembinaan dengan baik. ”Hidupkan kompetisi antar klub di masing-masing desa/kelurahan. Hanya dengan kompetisi yang baik dapat dilahirkan pemain-pemain berkualitas,” pesannya
Syamsurizal membantah jika Pengkab PSSI Bengkalis ingin membubarkan klub-klub yang sudah ada sebelumnya. Sebelum Persikalis ini terbentuk, di daerah ini memang sudah ada beberapa klub sepakbola di tingkat kecamatan. Yaitu PSIB (Bengkalis), PS Selatpanjang (Tebing Tinggi) dan PS Duri (Mandau).
”Sedikitpun tidak pernah ada keinginan Pengkab PSSI Bengkalis maupun Pemkab Bengkalis untuk membubarkannya. Isu itu sama sekali tidak benar,” tegas Syamsurizal. Karena isu tersebut juga telah sampai ke Ketua Umum PSSI Pusat, selaku bupati itu Syamsurizal mengatakan sudah mengklarifikasinya melalui surat.
Sementara itu Syahril mengatakan, walauun Persikalis batal bertanding di Kompetisi Divisi II, namun hal itu tidak menjadi masalah. Mengenai target, Syahril mengatakan, untuk piala Suratin Persikalis diharapkan mampu lolos ke semifinal nasional. ”Sedangkan Persikalis senior kita targetkan lolos ke Divisi II,” kata Syahril Tim Persikalis senior ini, katanya, sudah dipersiapkan sejak lima bulan lalu.

Senin, 19 Mei 2008

DEWAN PENASEHAT DAN PENGURUS LAMR BENGKALIS 2008-2013 DIKUKUHKAN

Keterangan Foto:
Bupati H Syamsurizal menyerahkan keputusan pengangkatan kepada perwakilan Dewan Penasehat dan Pengurus LAMR Bengkalis saat acara pengukuhan di Gedung Kesenian Cikpuan, Minggu (18/5) malam.

BENGKALIS – Sebagai Payung Adat, Bupati Bengkalis H Syamsurizal, Ahad (18/5) malam lalu, mengukuhkan pengurus Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Bengkalis. Pengurus yang dikukuhkan bupati bergelar Sri Mahkota Sempurna Negeri ini Dewan Penasehat dan Dewan Pengurus LAMR Kabupaten Bengkalis masa bakti 2008-2013.
Selain Ketua Umum LAMR Provinsi Riau H Azaly Djohan, hadir dalam pengukuhan yang dilaksanakan di Gedung Kesenian Cikpuan itu, diantaranya anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI Prof DR Subur Budhi Santoso, Wakil Ketua DPRD Bagus Santoso dan Ketua Umum LAMR Bengkalis H Sulaiman Zakaria.
Bupati dalam sambutannya mengatakan keberadaan LAMR Bengkalis harus dapat menjadi tali pengikat dan payung pemersatu. Bersama seluruh paguyuban yang berada dalam satu payung adat Melayu Kabupaten Bengkalis, LAMR Bengkalis harus dapat menjernihkan persoalan-persoalan yang terjadi di tengah masyarakat.
“Dengan semangat kebersamaan dan saling bergandeng tangan, tak ada silang sengketa yang tidak dapat diselesaikan. Tak ada yang keruh yang tidak dapat dijernihkan, tak ada yang kusut yang tidak dapat diuraikan,” kata Syamsurizal yang malam didaulat membuka Rapat Kerja LAMR Bengkalis.
Selain kepada LAMR Bengkalis, kepada seluruh pengurus paguyuban yang juga hadir malam itu, bupati meminta agar dapat bertindak arif dan bijaksana serta menjadi benteng dalam menangkal berbagai isu. Khususnya isu-isu yang menyesatkan yang dapat melunturkan semangat kebersamaan yang telah terbina dengan baik selama ini. “Kalaulah khabar belum pasti, eloklah dibuang jauh-jauh,” ajaknya.
Kemudian, sempena peringatan 100 tahun peringatan Kebangkitan Nasional, kepada pengurus LAMR Bengkalis dan paguyuban di daerah ini, Syamsurizal juga mengajak untuk bersatu padu, berjalan seiring dan menjadi tauladan dalam memperkokoh keutuhan semangat nasionalisme di tengah masyarakat.
Sebelum itu, Azaly Johan, Dewan Penasehat dan Dewan Pengurus LAMR Bengkalis 2008-2013 yang terpilih dalam Musyawarah Daerah III beberapa waktu lalu itu, harus mampu memainkan peran dalam mengembangkan adat dan kebudayaan Melayu di daerah ini, sehingga lebih maju dan berkembang dari masa-masa sebelumnya.
“Di tengah semakin kompetitifnya persaingan dan tantangan yang terjadi dewasa ini, LAMR Bengkalis harus dapat menjaga marwah anak negeri. Meskipun tantangan yang dihadapi itu kian hari semakin berat, namun melihat komposisi dan semangat kebersamaan kepengurusan sekarang, saya yakin LAMR Bengkalis mampu memainkan peran itu,” kata Azaly.
Mengingat keberadaan dan fungsinya sangat penting di tengah-tengah masyarakat, khususnya di kalangan masyarakat Melayu Riau, kepada pengurus LAMR Bengkalis, mantan Bupati Bengkalis ini mengatakan, supaya benar-benar dapat menjadi tempat bertanya dan tempat berteduh masyarakat.
“Sebagai tokoh panutan, pengurus LAMR di Kabupaten Bengkalis harus mampu mencarikan solusi terhadap masalah terjadi di tengah masyarakat. Baik itu yang menyangkut persoalan adat maupun masalah lainnya yang dihadapi masyarakat,” kata Azaly.
Pada bagian lain, Azaly mengatakan, LAMR Bengkalis juga berkewajiban mendukung dan mewujudkan visi 2020 yang merupakan visi pembangunan Provinsi Riau. “Visi Riau itu merupakan acuan pembangunan di Riau yang sudah ditetapkan dan menjadi kesepakatan kita bersama. Karena itu, LAMR Bengkalis juga memiliki tanggungjawab yang sama dalam mewujudkannya,” kata Azaly.
Sementara itu, ketika memberikan ceramah umum pada Raker LAMR Bengkalis, Senin (19/5), Subur Budhi Santoso mengatakan, masyarakat Melayu telah menyumbangan sesuatu yang sangat berharga dalam mempererat tali persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Sumbangan dimaksud adalah bahasa Indonesia dikatannya berasal dari bahasa Melayu.
Berkenaan dengan kondisi masyarakat Melayu saat ini, Subur mengatakan, sudah jauh sangat maju. Namun ada satu persoalan yang dihadapi, sehingga peran dan sumbangsi masyarakat Melayu belum begitu maksimal dalam mempercepat kemajuan bangsa.
“Saat ini orang Melayu yang pintar sudah sangat banyak dan ada dimana-mana. Namun untuk penguasaan teknologi, saya nilai masih belum seperti diharapkan. Apabila penguasaan teknologi masyarakat Melayu sudah baik, saya yakin, kiprahnya ke depan dalam pembangunan bangsa akan semakin lebih besar dan kian diperhitungkan,” kata Subur, memberikan motivasi. ***