Senin, 19 Mei 2008

DEWAN PENASEHAT DAN PENGURUS LAMR BENGKALIS 2008-2013 DIKUKUHKAN

Keterangan Foto:
Bupati H Syamsurizal menyerahkan keputusan pengangkatan kepada perwakilan Dewan Penasehat dan Pengurus LAMR Bengkalis saat acara pengukuhan di Gedung Kesenian Cikpuan, Minggu (18/5) malam.

BENGKALIS – Sebagai Payung Adat, Bupati Bengkalis H Syamsurizal, Ahad (18/5) malam lalu, mengukuhkan pengurus Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Bengkalis. Pengurus yang dikukuhkan bupati bergelar Sri Mahkota Sempurna Negeri ini Dewan Penasehat dan Dewan Pengurus LAMR Kabupaten Bengkalis masa bakti 2008-2013.
Selain Ketua Umum LAMR Provinsi Riau H Azaly Djohan, hadir dalam pengukuhan yang dilaksanakan di Gedung Kesenian Cikpuan itu, diantaranya anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI Prof DR Subur Budhi Santoso, Wakil Ketua DPRD Bagus Santoso dan Ketua Umum LAMR Bengkalis H Sulaiman Zakaria.
Bupati dalam sambutannya mengatakan keberadaan LAMR Bengkalis harus dapat menjadi tali pengikat dan payung pemersatu. Bersama seluruh paguyuban yang berada dalam satu payung adat Melayu Kabupaten Bengkalis, LAMR Bengkalis harus dapat menjernihkan persoalan-persoalan yang terjadi di tengah masyarakat.
“Dengan semangat kebersamaan dan saling bergandeng tangan, tak ada silang sengketa yang tidak dapat diselesaikan. Tak ada yang keruh yang tidak dapat dijernihkan, tak ada yang kusut yang tidak dapat diuraikan,” kata Syamsurizal yang malam didaulat membuka Rapat Kerja LAMR Bengkalis.
Selain kepada LAMR Bengkalis, kepada seluruh pengurus paguyuban yang juga hadir malam itu, bupati meminta agar dapat bertindak arif dan bijaksana serta menjadi benteng dalam menangkal berbagai isu. Khususnya isu-isu yang menyesatkan yang dapat melunturkan semangat kebersamaan yang telah terbina dengan baik selama ini. “Kalaulah khabar belum pasti, eloklah dibuang jauh-jauh,” ajaknya.
Kemudian, sempena peringatan 100 tahun peringatan Kebangkitan Nasional, kepada pengurus LAMR Bengkalis dan paguyuban di daerah ini, Syamsurizal juga mengajak untuk bersatu padu, berjalan seiring dan menjadi tauladan dalam memperkokoh keutuhan semangat nasionalisme di tengah masyarakat.
Sebelum itu, Azaly Johan, Dewan Penasehat dan Dewan Pengurus LAMR Bengkalis 2008-2013 yang terpilih dalam Musyawarah Daerah III beberapa waktu lalu itu, harus mampu memainkan peran dalam mengembangkan adat dan kebudayaan Melayu di daerah ini, sehingga lebih maju dan berkembang dari masa-masa sebelumnya.
“Di tengah semakin kompetitifnya persaingan dan tantangan yang terjadi dewasa ini, LAMR Bengkalis harus dapat menjaga marwah anak negeri. Meskipun tantangan yang dihadapi itu kian hari semakin berat, namun melihat komposisi dan semangat kebersamaan kepengurusan sekarang, saya yakin LAMR Bengkalis mampu memainkan peran itu,” kata Azaly.
Mengingat keberadaan dan fungsinya sangat penting di tengah-tengah masyarakat, khususnya di kalangan masyarakat Melayu Riau, kepada pengurus LAMR Bengkalis, mantan Bupati Bengkalis ini mengatakan, supaya benar-benar dapat menjadi tempat bertanya dan tempat berteduh masyarakat.
“Sebagai tokoh panutan, pengurus LAMR di Kabupaten Bengkalis harus mampu mencarikan solusi terhadap masalah terjadi di tengah masyarakat. Baik itu yang menyangkut persoalan adat maupun masalah lainnya yang dihadapi masyarakat,” kata Azaly.
Pada bagian lain, Azaly mengatakan, LAMR Bengkalis juga berkewajiban mendukung dan mewujudkan visi 2020 yang merupakan visi pembangunan Provinsi Riau. “Visi Riau itu merupakan acuan pembangunan di Riau yang sudah ditetapkan dan menjadi kesepakatan kita bersama. Karena itu, LAMR Bengkalis juga memiliki tanggungjawab yang sama dalam mewujudkannya,” kata Azaly.
Sementara itu, ketika memberikan ceramah umum pada Raker LAMR Bengkalis, Senin (19/5), Subur Budhi Santoso mengatakan, masyarakat Melayu telah menyumbangan sesuatu yang sangat berharga dalam mempererat tali persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Sumbangan dimaksud adalah bahasa Indonesia dikatannya berasal dari bahasa Melayu.
Berkenaan dengan kondisi masyarakat Melayu saat ini, Subur mengatakan, sudah jauh sangat maju. Namun ada satu persoalan yang dihadapi, sehingga peran dan sumbangsi masyarakat Melayu belum begitu maksimal dalam mempercepat kemajuan bangsa.
“Saat ini orang Melayu yang pintar sudah sangat banyak dan ada dimana-mana. Namun untuk penguasaan teknologi, saya nilai masih belum seperti diharapkan. Apabila penguasaan teknologi masyarakat Melayu sudah baik, saya yakin, kiprahnya ke depan dalam pembangunan bangsa akan semakin lebih besar dan kian diperhitungkan,” kata Subur, memberikan motivasi. ***

Tidak ada komentar: